
Belajar Menata Sungai dari Ho Chi Minh
Diposting oleh : Administrator
Kategori: - Dibaca: 499744 kali
Di negara-negara maju sungai memang tak lagi menjadi tempat pembuangan sampah dan segala macam limbah, air yang mengalirinya juga relatif lebih jernih. Sehingga orang-orang yang melihat alirannya terhibur dengan pemandangan yang indah, jauh dari kotor. Tapi, untuk membandingkan sungai-sungai di Indonesia dan sungai-sungai di negara Eropa tentu tidak adil, karena beberapa negara maju telah mengelola sungainya dalam jangka waktu ratusan tahun.
Untuk dijadikan perbandingan mungkin lebih baik disandingkan dengan Sungai Saigon, yang mengaliri kota Ho Chi Minh, yang dahulu menjadi ibukota dari Vietnam Selatan. Di sana sungai benar-benar menjadi obyek wisata, banyak wisatawan yang berkunjung ke sungai ini sekedar untuk mencicipi makanan yang ada di restoran-restoran sekitar daerah tersebut. Bahkan ada pula kapal-kapal yang disulap menjadi restoran terapung di sungai ini.
Rumah-rumah, pusat perbelanjaan dan perkantoran di sekitar kawasan ini menempatkan Sungai Saigon sebagai pemandangan utamanya. Kondisi ini tentu membuat warga setempat ogah menjadikan sungai sebagai bagian belakang dari halaman mereka. Warga sekitar sungai juga merasa bertanggungjawab untuk ikut serta menjaga kebersihan dan keindahan sungai.
Ho Chi Minh sendiri kini bukan lagi menjadi ibukota, karena ibukota Vietnam “bersatu” adalah Hanoi. Walaupun demikian kota yang terletak dekat delta Sungai Mekong ini, kini menjadi kota yang terbesar dan paling maju di Vietnam.
Sebelumnya kota ini bernama sama dengan sungainya, Saigon. Maklum pusat kota ini terletak persisi ditepian sungai tersebut. Nama Saigon tersebut pertama kali diberikan saat berakhirnya perang Vietnam, mengganti nama sebelumnya Prey Nokor. Kini meski sudah berganti-ganti nama, Ho Chi Minh, selalu diidentikan orang dengan Sungai Saigon yang bersih dan Asri.

0 Komentar :
Isi Komentar :